Minggu, 15 Februari 2015

PERANG UDARA BAWEAN PART 2 ( POKER757 KRIBO )







POKER757 - Setelah melakukan berbagai manuver, akhirnya Kapten Tonny dan Kapten Satriyo memberikan isyarat berupa rocking the wing (menggerak-gerakan sayap), isyarat ini dilakukan untuk menunjukkan mereka bukan ancaman bagi F/A 18 Hornet milik AS. Sekitar satu menit kemudian, kedua F-16 berhasil berkomunikasi dengan kedua Hornet yang mencegat mereka.

Dari komunikasi singkat itu akhirnya diketahui bahwa mereka mengklaim sedang terbang di wilayah perairan internasional. "We are F-18 Hornets from US Navy Fleet, our position on international water, stay away from our warship (Kami F-18 Hornet dari Armada Laut AS, posisi kami di perairan internasional, menjauhlah dari kapal perang kami)," ancam pilot AS tersebut.

Di saat bersamaan, ternyata F/A 18 Hornet kembali membidik kedua F-16 TNI AU dan siap menembakkan rudal kapan saja. Beberapa kali keempat pilot berusaha menghindar dengan melakukan hard break belok dengan kemiringan hampir 90 derajat. Sementara, Hornet kedua menguntit rekannya. Posisi Falcon 2 yang diawaki Kapten Tonny-Kapten Satriyo juga menguntungkan terhadap Hornet 2, namun dia melakukan balas dendam dengan mengunci 


Usai kontak Hornet AS itu terbang menjauh sedang kedua F-16 TNI AU kembali ke pangkalannya di Lanud Iswahjudi, Madiun. Selain berhasil bertemu dengan Hornet, kedua F-16 TNI-AU juga melihat sebuah kapal perang Fregat yang sedang berlayar ke arah timur.

Dari hasil pantauan TNI AU, konvoi kapal perang AS yang berada di sekitar Pulau Bawean ini berkecepatan 20 knot dan tengah menuju Pulau Madura dan Kangean 12 jam kemudian. Guna keperluan diplomatik, TNI AU kembali mengirimkan pesawat lainnya untuk memantau pergerakan mereka, yakni pesawat intai Boeing 737 Surveiller.


"Kami kirim pesawat intai Boeing 737 Surveiller ke daerah itu dan benar pada pukul tujuh pagi pesawat pengintai menjumpai iringan kapal induk, sebuah kapal perusak dan dua kapal fregat menuju ke Selat Lombok," ungkapnya.

Jawaban yang diperoleh tetap sama, armada kapal perang AS tersebut tetap beranggapan mereka berada di perairan internasional. Pada kesempatan itu, mereka tetap memfoto kapal induk USS Carl Vinson, kedua fregat, dan kapal perusak AS. Pengintaian ini dikawal ketat oleh dua F/A 18 Hornet AL AS.


Dari foto-foto tersebut, pemerintah akhirnya melancarkan protes ke AS karena memasuki perairan Indonesia tanpa izin. Dari analisa TNI AU, kapal-kapal itu datang dari utara lalu belok masuk ke ALKI 1 dan melaksanakan pelatihan tempur selama beberapa jam di barat laut Pulau Bawean. Dugaan lainnya, konvoi datang dari Selat Malaka atau Selat Sunda. Diperkirakan, setelah melewati Selat Lombok, kemungkinan konvoi tersebut meneruskan pelayarannya ke Australia atau langsung ke Samudera Pasifik.



Kejadian ini memberikan latihan berharga bagi empat penerbang TNI AU dalam insiden Bawean, di mana perang elektronika bisa saja membuat nyawa mereka melayang. Namun dengan keberanian, mereka tetap berusaha melawan dan berusaha berkomunikasi meski kecil kemungkinannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar