usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan
kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari
hasil hubungan gelap ibuku dan majikanya dulu saat
bekerja menjadi TKI di singapura. Alhasil sejak kecil aku
sudah terbiasa tertekan menta, selalu diejek anak haram
oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami
ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan
setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya
air mata. Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja,
cuek, egois dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah
indoku untuk menggaet cewek dan memorotin uangnya
tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan
badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama
sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas
2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama
pamanku.
Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama
soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri
ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di sebuah
perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa
sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum,
pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku
menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu
sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya
Vina. Karena jaim Vina bercerita kepada teman-temanya
bahwa aku anak seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya
tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa
silamku dan menikmati kehidupan yang baru.
Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara
Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan
berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan
karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor
dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu
sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.
Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras
sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim,
berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang
berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan
fitnes center.
Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos
singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju
kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai
membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel.
Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah,
Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat
sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay. Tinggi
165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi
berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan
yang besar dan kenyal. Mendadak kont*lku mengeras,
terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan
boxer. Panjang kont*lku 25 cm dengan diameter sekitar 4,5
cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena
ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia
tanpa campur tangan mak erot dkk.
Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan
dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima
sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada
suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak
tahu dan terus menyikat lantai kolam.
‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap
membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante!
Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan
seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya
aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah
kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan
seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah
basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas
mengambil selang dan membilas kolam kemudian
mengisinya kembali. Buru-buru aku menuju kamar untuk
madi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada
dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat
mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa
terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante
Rima!
‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak
Tante Rima
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari
membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil
menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat
Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah
fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena
keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina
bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan
teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya
bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya
akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda
mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.
‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil
menarik tanganku.
Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi
langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa
sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar
pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu,
tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena
pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat
dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan
merahasiakanya dari pamanku. Dengan gugup dan
terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan sering-
sering.
‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima
tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante
mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa
Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban
‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang
ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi
pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman,
sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk
menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan
ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian
dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!
Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung
memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku
dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima
melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan,
kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya
berulang kali.
‘barang impor memang beda! Pujinya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga
dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram
lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?!
jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih
menggodanya
Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku
dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak
memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera
di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah
pengalaman pertama yang berharga.
Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan
lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara
genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.
‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar
sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-
sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku
sambil mencium keningnya
Aku mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya,
tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung
menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima
menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan
terseksi yang pernah aku nikmati. Maklum biasanya toket
pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan.
Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok
di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di
genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil
memainkan toketnya.
Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa
mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69
yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul
seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-
lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin
dengan ujung lidahku, aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi
kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat
dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin
rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil
membuka memeknya dengan dua jariku aku memasukkan
lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.
Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit
wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari
memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat
terawat sekali memeknya….
uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh
tenggorokanya, sangat hangat dan basah. Nikmat sekali
rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku!
Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku
mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali
menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.
‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak
kuattt! Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme
“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku
ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk
berjongkok membelakangiku.
Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang
kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol
korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di
memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.
Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang
memeknya dan perlahan mendudukinya.
BLES…
BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……
‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat
rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya
tidak mampu menampung panjang kont*lku dan
pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
Agar sama-sama enak, aku berinisiatif untuk mengarahkan
tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada
sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan,
menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima
menjerit melengking memecah keheningan malam.
‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah…
aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang
anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang
senikmat ini.
Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena
memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku
mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan
dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat,
lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding
memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan
kontolku.
‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK
K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin
jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan
dahsyat.
‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin
bersamaan” kataku lirih.
Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku dan Rima
menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu
banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut
kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam
memeknya. aku peluk dari belakang sambil memainkan
toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas
pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap.
Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong
dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini.
Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.
Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima
memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk
memeknya dari belakang dengan masih berpakaian
lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan
CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian
memasukkanya dari sisi CD kuningnya.
Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang
berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu
dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain,
dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang
saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku
juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus.
Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang
karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar
terhadapku.
Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-
ujungnya aku menjadi ketagihan berat dengan apa yang
namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku
pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama
bagiku. Lucunya, suatu hari dengan sms Rima
menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya
longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan
dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak
nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan
pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang
merasa bersalah dan meminta maaf.
Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari
itu aku sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa
tahu dimana tempat menyalurkan syahwat. Pada suatu
malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel untuk
mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Vina.
Dengan melas dan sok care aku mengutarakan semua isi
hatiku. Bahwa aku lagi BT (Birahi Tinggi) sudah 4 bulan
menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau
sempat terkejut dan risih, tetapi Vina memahami dan
kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya aku
hanya berakting.
Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care
juga Vina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan
pacarnya break karena pacarnya kedapatan selingkuh. Aku
bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap peluang
yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar
untuk memancing sejauh mana dia bercinta (sex). Aku
menceritakan, sudah biasa nge-sex dengan pacarku dulu
dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia
menganggap biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak
perawan. Akhirnya kami bersepakat untuk saling mengisi
sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru.
Tetapi dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya
saat berada di rumah. Its Magic!!!
Dari bawah bantal, Vina mengeluarkan sebuah diary dan
ternyata itu tempat dia menyembunyikan DVD porno
koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi panas Maria
Ozawa di kamar Vina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan
semakin panas, begitu juga dengan kami. Kont*lku seakan
sudah membatu, mengeras menahan nafsu sementara Vina
hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar
mulai aku dengar desah nafasnya tidak beraturan.
“Vin…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal
aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya
Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kont*lku
tepat di depan wajahnya. Vina tercengang dengan ukuran
kont*lku yang jumbo dan menelan ludah hingga 2 kali.
Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kont*lku dan mulai
mengelunya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan
tanganya, lambat tetapi syarat akan nikmat syahwat. Aku
merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing
nafsunya. Terus dan terus tetapi Vina tetap pada
kocokanya saja. Aku ingin lebih dengan memaksanya
mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa
Vina menurut dan mulai mengurut kont*lku dengan mulut
imutnya.
Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp
ppp….suara becek mulai hadir diantara kami. aku belai
wajah dan rambutnya, turun ke lehernya, punggungnya
hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas
pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih
badanya yang tengkurap.
Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah
ditelinganya, coba merangsangnya dari indera
pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya
semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh
sehingga tanganku bebas meluncur ke sela-sela baju
tidurnya.
Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting
mungilnya,walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya
cukup enak dimainkan. Kupijit dan aku pilin berulang-ulang
membuat tubuh Vina mengejang hebat sampai-sampai
palkonku digigitnya.
“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya
Vina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap
aku langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang,
langsung aja aku sergap dengan ciuman di leher dan
remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.
Sementara kont*lku aku gesekkan ke selangkanganya yang
otomatis merangsang memeknya. berkali-kali Vina
memintaku untuk berhenti tetapi aku tidak
memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu.
Hanya dalam hitungan menit, Vina menyerah pasrah
dengan membalas cumbuanku dengan penuh gairah.
Tangannya meraba dan meraih kont*lku kembali, mengelus
serta mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya
memburu dan melenguh mengisyaratkan siap untuk
cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati
dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat
sehingga tidak ada kesempatan untuk melarangku. Begitu
melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya
dengan ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang
manja.
OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. vina mendesah panjang
sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku
kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung
semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan
jariku. Desahanya semakin memanja, dengan mata
merem-melek dia memohon agar aku terus
merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke
memeknya, lendir hangat serta merta membuat laju jariku
semakin dalam memasuki memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk…….
…..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti
ya…. rengeknya meracau
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku
Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku
melepaskan bajuku sendiri, sehingga aku dan Vina sudah
sama-sama bugil. Aku harus mencuri kesempatan agar
kont*lku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok
memeknya dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan
cepat, lebih cepat dan teruuuuussssssssss…… hampir
setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa kali
dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang
membuatnya mabuk kepayang. Berkali-kali pantatnya
bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap
mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.
Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar
lebih nikmat, vina menurut saja dan menunggingkan
pantatnya yang putih. Tampak belahan pantatnya
mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua
jariku kini aku masukkan, membuat memeknya kembali
sesak sehingga rangsangan dari dinding memeknya terasa
lebih nikmat. Saat Vina mulai menikmati dan terbuai, aku
langsung menghentakkan kont*lku kedalam memeknya.
sangat kuat hingga membuat tangannya tidak mampu
menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil berteriak
keras.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW….AAAAAAA
AAAAAAAHHHHH…sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt tttttttt…aduhhh…
mmmmmmmmm…periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh….bajingan
kamuuuuuuuuuuuuuu……..uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh ….
teriaknya
Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kont*lku,
sangat susah dan menyesak di memeknya. hingga
kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut
menyesuaikan ukuran kont*lku. Aku tidak menghiraukan
rengekan Vina, tetap fokus dan terus menekan maju dengan
semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai
mendengar suara desahanya.
‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…
aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji!
Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!!
Jawabku asal
Hampir 2/3 kont*lku tertelan memeknya, masih sesak
tetapi sudah sangat licin sehingga passs mantabbb buatku.
Maju-mundur aku terus menggoyangkan pantatku keluar
masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang
pinggang dan punggungnya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh….aaaaaaaaaaah
hhh… desahnya
“hemmmmmmmmmm…memek kamu sangat nikmat Vin!
Pujiku
‘emang…ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean!
Jawabnya masih sewot
Mendadak Vina meminta bertukar posisi diatasku dan
mulai mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk
menari menggoyang kont*lku. Memutar ke kiri memutar ke
kanan, goyangan Vina membuat palkonku ngilu dan
berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui,
memeknya jauh lebih nikmat daripada memek ibunya,
beruntung sekali aku dapat merasakanya.
“Vin…aku hampir
keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil
menyemprotkan lendir orgasme
Dengan cekatan Vina melepaskan kont*lku dari
cengkeraman memeknya dan langsung mengamankan
spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku dihisapnya
kuat-kuat sementara pangkal kont*lku dikocoknya dengan
cepat.
AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W…
rengekku
CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… .
spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada
yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan
sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat
tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal
lenguhan serta puja dan puji.
Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa
memakai baju karena malam ini memang hanya ada aku
dan Vina. Karena lelah, aku langsung merebahkan badan
dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa
mimpi. Tapi ternyata Vina malah menyusul aku, sehingga
kami tidur bersama dalam pelukan hangat tanpa baju yang
menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya
kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.
Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada
cemburu dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante
Rima, melihat tapi tidak bisa menyentuh karena mereka
sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada
Vina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja
aku gelisah. Aku kembali ceria saat Pamanku balik ke
Papua karena otomatis aku yang menjadi raja dirumahnya.
Rima sebagai ratuku dan Vina sebagai selirnya. Setiap hari
kami memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu
nafsu.siang malam Rima dan Vina menuruti kemauanku,
untungnya keduanya tidak saling tahu.
Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku
meninggal dunia akibat gagal ginjal. Aku mendadak syok,
karena sifat dan sikapku yang selama ini aku lakukan
apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25%
hartanya, sementara yang lainya untuk Vina dan Rima. Tapi
setan tidak mau aku berlarut-larut dalam sesal, dengan
modal nafsu dan harta setan kembali mengambil alih
hatiku. Aku menjadi suaminya Rima saat di ranjang dan
tetap meladeni nafsu Vina yang kian hari kian menjadi,
sama seperti aku. Bahkan walau sudah mempunyai pacar
Vina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan
kont*lku lebih berasa mantapnya. Baiknya Vina dan ibunya
(Rima), mereka tidak pernah melarang aku dekat atau
pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah tetap
aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari
seorang gigolo untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu
perempuanku….
Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja
terutama baik buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi
kepala keluarga semuanya hampir sepengetahuanku.
Maklum aku menjadi perantara diantara Rima dan Vina,
diantara Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan
keduanya bahkan intim, tetapi dengan posisi yang terpisah.
Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang,
sehingga sedikit banyak membuat sikap dan sifatku
berubah. Aku berpenampilan modis, sering dugem dan lupa
darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin
melupakan masalalu. Mendadak aku menjadi idola cewek-
cewek disekolah dan diluar sekolah. Tetapi entah
mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan
sebaya mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik
soal sex. Padahal mau tetapi malu, ragu dan harus berfikir
ulang beribu kali.
Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya
Nancy guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan
padat berisi, kulit putih buanget, toket 35 dan yang spesial
adalah dia sudah setahun menjanda karena suaminya
meninggal dalam kecelakaan pesawat. Jujur aku sangat
bingung untuk melakukan pendekatan, kalau memakai cara
halus jelas tidak mungkin karena otakku biasa aja, bahasa
inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku terus
berfikir, bahkan sempat curhat dengan Vina. Anehnya Vina
merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu dan
dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Vina berniat
meminta les privat dirumahnya bu Nancy yang kebetulan
masih ada dalam satu komplek perumahan dengan kami.
Berulang kali Dia menolak, tetapi bagaimanapun juga
seorang guru sangat menghargai niat muridnya untuk
belajar. Akhirnya Dia mau dengan satu syarat, tidak boleh
mengatakan ini kepada siapapun karena Dia tidak mau ada
banyak murid.
Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Vina les
dirumahnya, tetapi belum juga menemukan jalan yang
terdekat dan terbaik untuk mencuri hatinya. Vina pun
sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena
pada dasarnya tidak ada niat les. Entah mengapa lagi-lagi
Vina mau membantuku, padahal jauh di dalam hati ada
suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami
seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Vina membuka
sebuah situs yang berisi aneka obat dan alat bantu sex
serta memesan sebuah obat perangsang.
“ini apa? Tanyaku
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil
berlalu
Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nancy
tetapi kali ini tidak bersama Vina yang entah kemana.
Entah mengapa sore itu wajah Bu Nancy tampak berbeda,
terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku
bertanya dan mencoba berbincang dengannya.
“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!!
Kataku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita
denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku
‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya
sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih
cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil
bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan
kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa
“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal
ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek
klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada
tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-
Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku
Mendadak Bu Nancy terdiam, matanya berkaca-kaca dan
beberapa detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-
pelan Dia bercerita bahwa adik suaminya berniat
melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi
karena memang belum dikaruniai anak. Tetapi setiap
melihat wajahnya dan mendengar nama belakang
keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus
mendengarkan ceritanya, aku mengambil segelas air dan
dengan tegang memasukkan tiga tetes obat perangsang
kedalam gelas.
“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang!
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku
Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu
reaksinya aku terus berbincang dan mendekatkan diri tepat
berada disihnya. Belum apa-apa aku sudah dag-dig-dug
tidak menentu, aku sangat terangsang saat melihat belahan
dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya.
Belum juga hilang gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar
dipundakku. Aroma tubuhnya seakan merasuk ke jiwaku,
begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk
membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum
menunjukkan 15 menit dimana obat itu akan efektif
bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera
menyentuh halus kulitnya….
“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku
sambil mengelus pundaknya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria,
lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil
mencium belakang telinganya
Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah
saatnya! Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya
diri aku mulai berani membelai, mengelus dan merayunya
dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nancy
semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat
kucium bibirnya Nancy berusaha mengelak tetapi aku
terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata
semauku.
“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan
bagaimana setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu
mbak… kataku lirih
‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil
melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan
derai air mata.
Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum
maksimal?? Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju
kamarnya. Kulihat Nancy terisak sambil terbaring di
tempat tidur dengan belahan rok yang menganga
memamerkan paha mulusnya. Aku menjadi semakin
bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku melepaskan
semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kont*lku yang
sudah menegang panjang dan keras. Aku dekati Nancy dan
langsung aku tindih pinggangnya dengan posisi duduk.
Lagi-lagi Nancy berontak dan berhasil membalikkan
badan. kembali aku harus memaksanya, terjadi tarik
menarik diantara kami dan tentu akulah pemenangnya.
Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu
membuat semua kancing bajunya terlepas paksa hingga
tampaklah dua bukit bulat miliknya terombang ambing
mengikuti gerak badanya. BHnya seakan tak mampu
menampung bulatan kenyal miliknya.
‘Jon…hentikan in! Teriaknya
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku
Mendadak matanya tertuju pada kont*lku yang berada
ditengah-tengah bulatan toketnya, aku jepit dan aku tekan-
tekan dengan kedua toketnya sambil meremas dan
memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang
meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua
tangannya aku tindih dengan lututku. Akhirnya Nancy
menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas
yang terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku
langsung memasukkan palkon kedalam mulutnya disaat
menganga mengambil nafas.
Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…
heemmmmmmmmmm…. Nancy hanya bisa bergumam
karena mulutnya penuh sesak oleh kont*lku. Pelan-pelan
aku mulai menggoyangkan kont*lku maju mundur. Semakin
hangat, semakin lahap dan kurasakan mulai ada respon
dari lidahnya yang menjilat palkon.
Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati
bibir sensualnya melumat kont*lku.
Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya
dengan cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali
kasar. Kulihat wajahnya nampak merah merona, begitu
menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.
AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran
nafsu kami. Aku tari kont*lku dari mulutnya dan
menggesernya kebawah melewati tengah toketnya,
perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya
sementara mulutku menjelajah bibir, leher dan bagian atas
lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar diatas
tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun
dipenuhi kehangatan dan kenikmatan.
Naik turun aku gesekkan kont*lku diantara kedua pahanya,
menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun
bertubi dari ujung jembutnya yang menerobos pori-pori
CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan
betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD
yang menutupi memeknya.
Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga
membentuk huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi
CDnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….gumamnya
Nancy, aku dorong pelan-pelan, terus menusuk masuk
dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah
masuk separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan
kont*lku masuk lebih dalam, lebih dalam terus dan terus
hingga menthok di memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Jon…Fuck…
oooohhhhFuck…. rintihnya
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus
menggoyangkan pantatku semakin cepat.
Toket Nancy yang kenyal terpental kesana kemari,
matanya ternuka dan kedua tanganya memegang kedua
lututnya. Sungguh pemandangan yang indah, biasanya
hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang
menikmati kont*l jumboku!
‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…
AH…AH…. penismu enak banget Jon…
aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku (toket)
hampir copot nih! Rengeknya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil
menghisap putingnya.
‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it.
Jawabnya
Dengan posisi kont*l yang masih tertelan memeknya, aku
menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang.
Nancy yang telah berpindah diatasku seakan ingin
mengekspresikan kerinduan dan hangatnya cinta.
Goyangan liarnya membuat palkonku terasa ngilu. Maju-
mundur, kiri-kanan dan memutar menjadi andalanya.
URL RESMI KAMI : www.poker757.com
URL ALTERNATIF RESMI KAMI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar